Selasa, 22 Februari 2011

Karawitan dan Latihan Kepemimpinan


Pemimpin bunyi di dalam seni karawitan dipegang oleh seorang pengendang. Sebagai seorang pemimpin bunyi, ia harus menyadari perannya sebagai pemimpin yaitu memahami pemegang bunyi yang lain, tidak diktator dalam artian tidak bisa seenaknya membuat tempo cepat atau lambat sesuai kehendaknya seperti posisi konduktor dalam orkestra. Demikian pula untuk pemangku lagu atau pendukung irama seperti saron, demung dan instrument-instrumen lain yang sifatnya mendukung maksud dari pimpinan bunyi itu juga harus bisa menyesuaikan dengan instruksi dari yang disampaikan oleh pengendang dan tidak bisa seenaknya berdiri sendiri. Dengan demikian seni karawitan dapat melatih seorang untuk tidak sombong, melatih kesabaran, dan menumbuhkan sikap kearifan bahwa setiap peran sekecil apapun dalam karawitan membutuhkan kerjasama tiap-tiap pengrawit untuk mengimplementasikan perannya dengan baik supaya suara yang dihasilkan dapat berbunyi dengan rapih. Uniknya dalam seni karawitan, tidak ada konduktornya yang memimpin sehingga keharmonisan dilandaskan pada kesadaran tiap pemain akan peran masing-masing sehingga tiap pengrawit melatih memimpin diri sendiri, memimpin orang lain (pengendang) dan dipimpin (pendukung irama).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar